Cara Menghitung PPh 21 dan Contoh: Sederhana dan Santai

Halo, teman-teman! Bagaimana kabarnya? Kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung PPh 21 dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami. Jadi, siapkan secangkir kopi dan mari kita mulai!

Pertama-tama, apa sih sebenarnya PPh 21 itu? Nah, PPh 21 merupakan kependekan dari Pajak Penghasilan Pasal 21. Ini adalah salah satu pajak yang diatur oleh pemerintah bagi para pegawai dengan penghasilan tetap. Bagaimana caranya menghitungnya? Simak penjelasannya di bawah ini!

Menghitung PPh 21

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mengetahui penghasilan bruto bulanan, yaitu penghasilan sebelum dipotong pajak. Setelah mendapat angka tersebut, kamu harus mengurangi PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) yang berlaku saat ini. PTKP berbeda-beda setiap tahunnya, jadi pastikan kamu memperhatikan peraturan terkini.

Setelah mendapatkan jumlah penghasilan bersih, langkah selanjutnya adalah menentukan tarif PPh 21 yang berlaku. Tarif yang digunakan akan bergantung pada besaran penghasilan. Dalam hal ini, ada beberapa tahapan, seperti tarif 5% untuk penghasilan dari 0 hingga 50 juta, 15% untuk penghasilan dari 50 hingga 250 juta, dan seterusnya.

Dalam contoh berikut, mari kita ambil kasus seorang pegawai dengan penghasilan bruto bulanan sebesar 10 juta. Dengan PTKP sebesar 4,5 juta, maka penghasilan bersih bulanannya adalah 5,5 juta. Karena penghasilan ini berada dalam tahapan pertama (0-50 juta), tarif PPh 21 yang berlaku adalah 5%.

Untuk menghitung jumlah pajaknya, tinggal kalikan penghasilan bersih dengan tarif yang berlaku. Dalam contoh ini, pajak yang harus dibayarkan adalah 5,5 juta x 5% = 275 ribu rupiah.

Kesimpulan

Jadi, teman-teman, itulah cara sederhana dalam menghitung PPh 21. Ingat, penting untuk selalu mengecek peraturan terbaru terkait PTKP dan tarif PPh 21 yang berlaku. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi kamu yang ingin mengerti lebih lanjut tentang pajak penghasilan. Selamat menghitung!

Apa itu Pajak Penghasilan (PPH) 21?

Pajak Penghasilan (PPH) 21 adalah pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. PPH 21 merupakan pajak yang dipotong langsung oleh pihak penghasil atau pemberi penghasilan sebelum penghasilan tersebut diberikan kepada wajib pajak.

Bagaimana Cara Menghitung PPH 21?

Untuk menghitung PPH 21, terdapat beberapa langkah yang perlu diikuti:

  1. Hitung total penghasilan bruto dalam satu tahun pajak. Penghasilan bruto dapat mencakup gaji, tunjangan, bonus, dan lain sebagainya.
  2. Kurangi penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yang berlaku pada tahun pajak tersebut. PTKP merupakan pengurangan atas penghasilan bruto yang dapat dilakukan berdasarkan status perkawinan dan jumlah tanggungan.
  3. Dapatkan penghasilan neto dengan mengurangi PTKP dari penghasilan bruto.
  4. Tentukan tarif PPH 21 berdasarkan tarif yang berlaku pada tahun pajak tersebut. Tarif PPH 21 dapat berbeda-beda tergantung penghasilan neto.
  5. Kalikan penghasilan neto dengan tarif PPH 21 untuk mendapatkan jumlah pajak yang harus dibayar.

Apa Kelebihan Menggunakan cara Menghitung PPH 21?

Menggunakan cara menghitung PPH 21 memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Transparansi: Dengan menghitung PPH 21 secara jujur dan benar, wajib pajak dapat mengetahui dengan jelas jumlah pajak yang harus dibayarkan sesuai dengan penghasilan yang diperoleh.
  • Pemenuhan Kewajiban Pajak: Dalam rangka membangun negara yang baik, setiap wajib pajak memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Menghitung PPH 21 adalah salah satu bentuk pemenuhan kewajiban tersebut.
  • Penggunaan Dana Pajak: PPh 21 yang dibayarkan oleh wajib pajak akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan dan pelayanan publik.

Contoh Menghitung PPH 21

Misalnya seorang karyawan bernama Budi memiliki penghasilan bruto per bulan sebesar Rp 10.000.000 dengan status perkawinan dan memiliki 2 orang tanggungan. Berdasarkan PTKP yang berlaku, PTKP yang bisa dikurangkan adalah Rp 54.000.000. Dengan demikian, penghasilan neto Budi adalah Rp 66.000.000 (Rp 10.000.000 x 12 – Rp 54.000.000).

Tarif PPh 21 untuk penghasilan neto di bawah Rp 50.000.000 adalah 5%. Jadi, jumlah pajak yang harus dibayar oleh Budi adalah 5% x Rp 66.000.000 = Rp 3.300.000.

FAQ (Frequently Asked Questions) Mengenai PPH 21

1. Apakah semua jenis penghasilan dikenakan PPH 21?

Tidak, tidak semua jenis penghasilan dikenakan PPH 21. Ada beberapa jenis penghasilan yang tidak kena pajak, seperti tambahan penghasilan yang nilainya di bawah batas tertentu, dan penghasilan dari tunjangan keluarga.

2. Bagaimana cara melaporkan PPH 21?

PPH 21 dapat dilaporkan melalui Sistem Pemotongan Pajak Terintegrasi (SPT Tahunan) yang ada pada Direktorat Jenderal Pajak atau melalui laporan pajak bulanan yang harus diajukan oleh penghasil atau pemberi penghasilan.

3. Apa yang terjadi jika tidak membayar PPH 21?

Jika tidak membayar PPH 21, wajib pajak dapat dikenai sanksi berupa denda atau bunga atas jumlah pajak yang belum dibayar. Selain itu, wajib pajak juga dapat dijerat dengan tindakan hukum yang berlaku.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, telah dijelaskan mengenai apa itu PPH 21, cara menghitung PPH 21, kelebihan dari cara menghitung PPH 21, serta contoh perhitungan PPH 21. PPH 21 merupakan pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh wajib pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Cara menghitung PPH 21 melibatkan beberapa langkah, seperti menghitung penghasilan bruto, mengurangi PTKP, dan menentukan tarif PPH 21. Menghitung PPH 21 memiliki kelebihan, antara lain transparansi, pemenuhan kewajiban pajak, dan penggunaan dana pajak untuk pembangunan dan pelayanan publik. Terdapat juga tiga FAQ mengenai PPH 21, yang menjawab beberapa pertanyaan umum mengenai jenis penghasilan yang dikenakan PPH 21, cara melaporkan PPH 21, dan konsekuensi dari tidak membayar PPH 21. Mari kita semua menjadi wajib pajak yang baik dengan memahami dan memenuhi kewajiban pajak yang ada.

Leave a Comment