Siapa di antara kita yang tidak pernah merasakan keruwetan tugas-tugas di tempat kerja? Bagi perusahaan yang cukup besar, mengatasi kompleksitas organisasi dan mengoptimalkan kinerja tim adalah tantangan yang tak bisa dipandang sebelah mata. Nah, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menerapkan struktur divisional. Jika Anda penasaran, yuk simak contoh struktur divisional berikut ini!
1. Divisi Produk
Mengingat perkembangan pesat dalam dunia teknologi, perusahaan teknologi seringkali menerapkan struktur divisional untuk memenuhi kebutuhan spesifik produk-produk yang ada. Misalnya, perusahaan ini memiliki divisi produk untuk smartphone, divisi produk untuk laptop, dan divisi produk untuk kamera. Setiap divisi ini memiliki tanggung jawab spesifik, seperti melakukan riset pasar, mengembangkan inovasi, dan strategi pemasaran yang sesuai dengan produk yang mereka tangani.
2. Divisi Geografis
Dalam bisnis yang memiliki operasi yang tersebar di berbagai wilayah, struktur divisional geografis bisa menjadi pilihan yang tepat. Contohnya adalah perusahaan ritel yang memiliki cabang di berbagai kota atau negara. Setiap cabang memiliki divisi tersendiri yang bertanggung jawab atas operasional, penjualan, dan pemasaran di wilayah tertentu. Keputusan yang diambil di tingkat divisi ini dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan pasar lokal.
3. Divisi Fungsional
Divisional fungsional adalah struktur yang umumnya digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki berbagai departemen berbeda. Misalnya, sebuah perusahaan makanan dapat memiliki divisi pemasaran, divisi keuangan, divisi sumber daya manusia, dan lain-lain. Setiap divisi bertanggung jawab atas fungsinya masing-masing, tetapi mereka juga terhubung satu sama lain untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
4. Divisi Pelanggan
Struktur divisional ini sering digunakan oleh perusahaan dengan basis pelanggan yang beragam. Misalnya, perusahaan jasa keuangan dengan segmen pelanggan yang terdiri dari pengusaha, karyawan, dan juga individu. Setiap divisi akan fokus pada pelayanan spesifik untuk masing-masing segmen pelanggan, seperti divisi bisnis, divisi perorangan, dan sebagainya. Dengan demikian, perusahaan dapat lebih memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan secara detail.
Jadi, itulah beberapa contoh struktur divisional yang bisa diterapkan dalam dunia bisnis. Dengan membagi keruwetan tugas ke dalam divisi-divisi yang lebih kecil, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, kinerja, dan fokus pada tujuan spesifik. Setiap struktur divisional memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, jadi penting bagi perusahaan untuk memilih yang sesuai dengan prioritas dan kebutuhan mereka. Semoga informasi ini bermanfaat dan menginspirasi langkah Anda dalam mengembangkan organisasi yang sukses!
Apa Itu Struktur Divisional?
Struktur divisional merupakan salah satu jenis struktur organisasi yang banyak digunakan oleh perusahaan. Pada struktur ini, perusahaan dibagi menjadi beberapa divisi yang memiliki otonomi dan tanggung jawab yang relatif independen. Setiap divisi memiliki tugas yang spesifik dan dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas kinerja divisi tersebut.
Cara Kerja Struktur Divisional
Struktur divisional bekerja dengan mengelompokkan kegiatan perusahaan berdasarkan produk, wilayah geografis, atau kelompok pelanggan tertentu. Setiap divisi memiliki pemimpin yang memiliki wewenang dan kekuasaan dalam mengambil keputusan terkait tugas dan tanggung jawab divisi tersebut.
Ide dasar di balik struktur divisional adalah memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih responsif dan fleksibel terhadap perubahan pasar atau kebutuhan pelanggan. Dalam struktur ini, setiap divisi beroperasi seperti perusahaan yang mandiri, dengan fokus pada keunggulan produk atau pelayanan yang ditawarkan.
Kelebihan Struktur Divisional
1. Keunggulan Kompetitif: Struktur divisional memungkinkan perusahaan untuk fokus pada spesialisasi produk atau pelayanan tertentu. Hal ini dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam pasar yang sangat kompetitif.
2. Responsif terhadap Pasar: Dengan membagi perusahaan menjadi divisi-divisi yang kecil dan otonom, struktur divisional dapat memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan pasar atau kebutuhan pelanggan.
3. Pengambilan Keputusan yang Cepat: Dalam struktur divisional, pemimpin divisi memiliki wewenang dan kekuasaan dalam mengambil keputusan terkait tugas dan tanggung jawab divisi tersebut. Hal ini dapat mempercepat proses pengambilan keputusan di dalam perusahaan.
Kekurangan Struktur Divisional
1. Koordinasi Antar Divisi: Salah satu kekurangan utama dari struktur divisional adalah tantangan dalam koordinasi antar divisi. Setiap divisi beroperasi seperti perusahaan yang mandiri, sehingga koordinasi dan kolaborasi antar divisi dapat menjadi sulit.
2. Duplikasi Sumber Daya: Dalam struktur divisional, setiap divisi memiliki sumber daya sendiri seperti departemen keuangan, SDM, atau pemasaran. Hal ini dapat menyebabkan duplikasi sumber daya dan biaya yang lebih tinggi.
3. Kurangnya Pemberdayaan Karyawan: Karena setiap divisi beroperasi secara independen, karyawan mungkin memiliki sedikit keterlibatan atau pemahaman terhadap strategi dan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
FAQ 1: Bagaimana Cara Menerapkan Struktur Divisional?
Tujuan: Menjelaskan langkah-langkah dalam menerapkan struktur divisional di perusahaan.
Pertanyaan:
Bagaimana cara menerapkan struktur divisional di perusahaan?
Jawaban:
1. Tentukan Kriteria Pembagian Divisi: Perusahaan perlu menentukan kriteria pembagian divisi, apakah berdasarkan produk, wilayah geografis, atau kelompok pelanggan tertentu.
2. Pilih Pemimpin Divisi yang Kompeten: Setiap divisi perlu dipimpin oleh seorang manajer yang kompeten dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang yang spesifik.
3. Definisikan Tugas dan Tanggung Jawab Divisi: Setiap divisi perlu memiliki definisi tugas dan tanggung jawab yang jelas. Hal ini penting untuk menghindari tumpang tindih atau konflik antar divisi.
4. Membuat Sistem Pelaporan dan Koordinasi: Perusahaan perlu membangun sistem pelaporan dan koordinasi yang efektif antar divisi, agar informasi dapat berjalan dengan lancar dan tugas dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.
5. Evaluasi dan Perbaikan: Perusahaan perlu terus mengevaluasi kinerja divisi-divisi dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Hal ini penting untuk memastikan struktur divisional dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan perusahaan.
FAQ 2: Apa Bedanya Struktur Divisional dengan Struktur Fungsional?
Tujuan: Membandingkan perbedaan antara struktur divisional dan struktur fungsional.
Pertanyaan:
Apa perbedaan antara struktur divisional dan struktur fungsional?
Jawaban:
1. Pembagian Kegiatan: Dalam struktur divisional, kegiatan perusahaan dibagi menjadi beberapa divisi berdasarkan produk, wilayah geografis, atau kelompok pelanggan tertentu. Sedangkan dalam struktur fungsional, kegiatan perusahaan dibagi berdasarkan fungsi seperti keuangan, produksi, atau pemasaran.
2. Otonomi dan Tanggung Jawab: Setiap divisi dalam struktur divisional memiliki otonomi dan tanggung jawab yang relatif independen, sedangkan dalam struktur fungsional, keputusan dan tanggung jawab terpusat pada departemen atau fungsi yang spesifik.
3. Koordinasi Antar Divisi: Struktur divisional lebih sulit dalam koordinasi antar divisi karena setiap divisi beroperasi seperti perusahaan yang mandiri. Sedangkan struktur fungsional lebih mudah dalam koordinasi karena fokus pada fungsi tertentu di seluruh organisasi.
4. Adaptabilitas: Struktur divisional lebih adaptif terhadap perubahan pasar atau kebutuhan pelanggan karena setiap divisi berfokus pada produk atau pelayanan tertentu. Sedangkan struktur fungsional lebih cocok untuk lingkungan yang stabil dan lebih efisien dalam pemanfaatan sumber daya umum.
FAQ 3: Apakah Setiap Perusahaan Cocok Menggunakan Struktur Divisional?
Tujuan: Memberikan pemahaman bahwa tidak semua perusahaan cocok menggunakan struktur divisional.
Pertanyaan:
Apakah setiap perusahaan cocok menggunakan struktur divisional?
Jawaban:
Tidak, tidak setiap perusahaan cocok menggunakan struktur divisional. Struktur divisional lebih cocok untuk perusahaan yang memiliki beragam produk atau pelayanan yang berbeda-beda, atau perusahaan yang beroperasi di berbagai wilayah geografis atau kelompok pelanggan tertentu. Perusahaan dengan lingkungan yang stabil dan fokus pada efisiensi mungkin lebih cocok menggunakan struktur fungsional.
Dalam beberapa kasus, perusahaan juga dapat menggunakan kombinasi dari struktur divisional dan struktur fungsional, yang dikenal sebagai struktur matriks. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menggabungkan fleksibilitas dan keterlibatan dari struktur divisional dengan efisiensi dan koordinasi dari struktur fungsional.
Kesimpulannya, struktur divisional merupakan salah satu jenis struktur organisasi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk fokus pada keunggulan produk atau pelayanan tertentu dan menjadi lebih responsif terhadap perubahan pasar atau kebutuhan pelanggan. Namun, tidak semua perusahaan cocok menggunakan struktur divisional, dan perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti kompleksitas bisnis, lingkungan perusahaan, dan sumber daya yang tersedia sebelum mengimplementasikan struktur ini.
Jika Anda adalah pemilik perusahaan atau seorang manajer, pertimbangkan untuk melihat apakah struktur divisional sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan Anda. Dengan baik memikirkan dan memperhitungkan kebutuhan dan kondisi perusahaan, Anda dapat memutuskan apakah struktur divisional adalah pilihan yang tepat. Selamat mencoba!