Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang perbedaan kata tidak baku “enggak” dan “nggak” dengan kata baku “tidak” dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Selain itu, kita juga akan menyinggung mengenai penggunaan kata keterangan yang sering kali membuat kita kebingungan. Yuk, simak penjelasannya!
Kita semua tentu tidak asing dengan kata-kata seperti “enggak” atau “nggak” yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata-kata ini sebenarnya merupakan variasi dari kata tidak baku “tidak”. Banyak orang menggunakannya untuk mempersingkat waktu dan menambahkan nuansa santai dalam berbicara. Namun, perlu kita ingat bahwa penggunaan kata ini sebaiknya dibatasi pada situasi informal atau percakapan santai dengan teman-teman dekat.
Perbedaan antara kata tidak baku “enggak” atau “nggak” dengan kata baku “tidak” terletak pada keformalan dan tingkat kebakuannya. Kata tidak baku lebih sering digunakan dalam konteks percakapan sehari-hari, sedangkan kata baku digunakan dalam situasi yang lebih formal. Saat menulis artikel jurnalistik, sangat disarankan untuk menggunakan kata baku guna menjaga profesionalitas tulisan.
Selain perbedaan antara kata tidak baku dan kata baku, kita sering kali bingung juga dengan penggunaan kata keterangan. Kata keterangan digunakan untuk memberikan informasi tambahan mengenai suatu kata kerja, kata sifat, atau kata keterangan lainnya. Contoh penggunaannya antara lain adalah “sangat”, “tidak”, “sangat tidak”, atau “belum”.
Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan kata keterangan sering kali disalahpahami dan disalahtafsirkan. Salah satu contoh yang sering terjadi adalah ketika kata keterangan “tidak” digunakan secara berlebihan. Misalnya, ketika kita mengatakan “tidak mau sekali” atau “tidak mau banget”, padahal penggunaan kata “mau” sebenarnya sudah cukup jelas menunjukkan ketidaksetujuan atau penolakan.
Dalam menulis artikel jurnalistik, kita perlu menjaga kejelasan dan kedekatan dengan pembaca. Oleh karena itu, penggunaan kata keterangan yang tepat dan tidak berlebihan akan mempengaruhi kualitas tulisan kita.
Dalam konteks SEO dan ranking di mesin pencari Google, sangat penting untuk menggunakan bahasa yang tepat dengan kata-kata yang relevan dan sesuai dengan topik yang dibahas. Meskipun penggunaan kata tidak baku seperti “enggak” atau “nggak” dapat memberikan nuansa santai pada tulisan kita, tetapi perlu diingat bahwa penggunaan kata baku “tidak” akan lebih efektif dalam peningkatan peringkat di mesin pencari Google.
Jadi, terlepas dari situasi atau konteks pembicaraan, kita perlu memahami perbedaan antara kata tidak baku “enggak” atau “nggak” dengan kata baku “tidak” serta penggunaan yang tepat dari kata keterangan. Dalam menulis artikel jurnalistik, kita perlu memilih kata-kata yang relevan dengan topik, menjaga kejelasan tulisan, dan memberikan pengaruh yang positif terhadap ranah SEO dan peringkat di mesin pencari Google.
Apa Itu Kata Tidak Baku dan Kata Baku?
Kata tidak baku atau kata nonstandard adalah kata-kata yang tidak ditemukan dalam kamus resmi atau tidak digunakan secara umum dalam penulisan formal. Kata-kata nonstandard sering kali merupakan variasi atau bentuk tidak baku dari kata-kata yang benar atau resmi.
Sementara itu, kata baku atau kata standard adalah kata-kata yang ditemukan dalam kamus resmi dan digunakan secara luas dalam penulisan formal dan percakapan sehari-hari. Kata-kata standard telah diakui sebagai bagian dari bahasa yang dianggap benar dan sesuai dengan tata bahasa yang berlaku.
Apa Bedanya antara Kata Tidak Baku dan Kata Baku?
Perbedaan utama antara kata tidak baku dan kata baku terletak pada penggunaannya dalam penulisan formal dan percakapan sehari-hari serta pengakuan kata-kata tersebut dalam kamus resmi. Kata-kata tidak baku biasanya merupakan variasi atau bentuk yang tidak resmi dari kata-kata baku yang sudah diakui dan digunakan secara umum oleh masyarakat.
Kata-kata tidak baku sering kali berasal dari pengucapan yang salah, pergaulan bersifat lokal, atau bahasa slang. Contohnya, dalam bahasa Indonesia, kata “enggak” dan “nggak” termasuk dalam kategori kata tidak baku yang merupakan variasi dari kata baku “tidak”. Kata-kata tersebut umumnya digunakan dalam pembicaraan sehari-hari namun tidak ditemukan dalam kamus resmi.
Di sisi lain, kata-kata baku adalah kata-kata yang diakui dan digunakan secara luas dalam penulisan formal dan penggunaan sehari-hari. Kata-kata baku dianggap benar dan sesuai dengan tata bahasa. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kata “tidak” adalah kata baku yang sering digunakan untuk menyatakan penolakan atau negasi.
Cara Membedakan Kata Tidak Baku dan Kata Baku
Untuk membedakan kata tidak baku dan kata baku, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan:
1. Konsultasikan Kamus Resmi
Salah satu cara terbaik untuk memastikan apakah suatu kata termasuk dalam kategori tidak baku atau baku adalah dengan menggunakan kamus resmi. Kamus resmi akan memberikan definisi dan penggunaan yang benar dari kata-kata dalam suatu bahasa.
2. Perhatikan Penulisan dan Penggunaan
Kata-kata tidak baku sering kali memiliki variasi penulisan dan pengucapan yang berbeda dari kata-kata baku. Perhatikan bagaimana kata tersebut ditulis dan digunakan dalam percakapan sehari-hari. Jika kata tersebut tidak terdapat dalam kamus resmi dan terdapat variasi penulisan atau pengucapan yang berbeda, kemungkinan besar kata tersebut termasuk dalam kategori tidak baku.
3. Kenali Konteks dan Tujuan Penulisan
Konteks dan tujuan penulisan juga dapat menjadi indikator apakah suatu kata termasuk dalam kategori tidak baku atau baku. Dalam penulisan formal, cenderung digunakan kata-kata baku yang telah diakui dan diterima secara umum. Namun, dalam percakapan sehari-hari atau penulisan yang lebih santai, kata-kata tidak baku sering kali digunakan untuk menciptakan gaya dan nuansa yang lebih informal.
Frequently Asked Questions (FAQ)
1. Apakah kata tidak baku bisa digunakan dalam penulisan formal?
Kata tidak baku sebaiknya dihindari dalam penulisan formal. Penulisan formal biasanya mengharuskan penggunaan kata-kata baku yang diakui secara resmi dalam kamus. Penggunaan kata tidak baku dapat dinilai kurang profesional dan tidak sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku dalam penulisan formal.
2. Mengapa kata baku lebih disarankan daripada kata tidak baku dalam penulisan formal?
Kata baku lebih disarankan dalam penulisan formal karena kata-kata baku sudah diakui sebagai bagian dari bahasa yang benar dan resmi. Kata-kata baku memastikan konsistensi dan keseragaman dalam penulisan. Penggunaan kata baku juga memudahkan pembaca dalam memahami isi tulisan, terutama dalam konteks yang lebih formal.
3. Apakah perbedaan penggunaan kata baku dan kata tidak baku dapat mempengaruhi komunikasi?
Penggunaan kata baku atau kata tidak baku dapat mempengaruhi komunikasi tergantung pada konteks dan audiens yang dituju. Dalam komunikasi formal, penggunaan kata baku lebih disarankan untuk memastikan kesepahaman yang jelas dan menghindari kekeliruan. Namun, dalam komunikasi informal atau antara teman dekat, penggunaan kata tidak baku dapat menciptakan nuansa yang lebih santai dan akrab.
Kesimpulan
Pemahaman mengenai perbedaan antara kata tidak baku dan kata baku dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan berbahasa dan penulisan yang lebih baik. Pilihlah kata-kata baku yang tepat dalam penulisan formal untuk menjaga keseragaman dan konsistensi. Namun, dalam konteks yang lebih santai, penggunaan kata tidak baku dapat menambahkan keceriaan dan keakraban dalam komunikasi. Selalu ingat untuk memeriksa kamus resmi dan memahami konteks penggunaan kata sebelum menggunakannya dalam penulisan atau percakapan.
Apakah Anda siap untuk memperkaya kosakata Anda dan menggunakan kata-kata yang tepat dalam penulisan? Mulailah dengan mengidentifikasi kata baku dan kata tidak baku dalam bahasa yang Anda gunakan sehari-hari, kemudian kembangkan penggunaan kata-kata baku dalam penulisan formal. Dengan berlatih, Anda dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan meningkatkan kejelasan komunikasi Anda.