Dalam dunia kuliner Indonesia, tempe merupakan salah satu olahan yang tak bisa dipisahkan dari hidangan-hidangan lezat. Dari warung pinggir jalan hingga restoran mewah, tempe selalu hadir dengan karakteristik uniknya yang menggoda selera. Namun, tahukah Anda bahwa ada berbagai macam klasifikasi tempe yang mungkin belum Anda ketahui?
1. Tempe Kedelai
Tempe kedelai adalah jenis tempe yang paling populer dan sering dijumpai di Indonesia. Dibuat dari kacang kedelai yang difermentasi oleh jamur Rhizopus oligosporus, tempe kedelai memiliki tekstur yang padat dan rasanya yang gurih. Kandungan protein yang tinggi dan rendah lemak menjadikan tempe kedelai ini sebagai pilihan yang sehat bagi pecinta makanan nabati.
2. Tempe Koro
Jika Anda ingin mencoba sesuatu yang lebih berbeda, tempe koro bisa menjadi pilihan yang menarik. Tempe koro dibuat dari kacang koro yang tumbuh subur di Indonesia. Dibandingkan dengan tempe kedelai, tempe koro memiliki tekstur yang lebih renyah dan rasa yang sedikit manis. Penampilannya yang berwarna kuning cerah juga bisa membuat hidangan Anda lebih menarik secara visual.
3. Tempe Ampas Tahu
Seseorang yang kreatif tentu tak ingin membuang-buang bahan makanan yang masih bisa dimanfaatkan. Itulah mengapa tempe ampas tahu hadir untuk memanfaatkan ampas tahu yang biasanya dibuang begitu saja. Dengan tambahan bumbu rempah yang khas, tempe ampas tahu menjadi hidangan tempe yang gurih dengan tekstur yang lebih lembut. Selain ramah lingkungan, tempe ampas tahu juga mengajarkan kita untuk lebih bijak dalam memanfaatkan bahan makanan.
4. Tempe Mendoan
Jika Anda pernah mengunjungi Kota Semarang, Anda mungkin sudah tidak asing dengan tempe mendoan. Terbuat dari tempe kedelai yang dipotong tipis, kemudian digoreng dengan tepung bumbu, tempe mendoan memiliki tekstur yang lembut dan renyah. Rasanya yang gurih dengan tambahan kecap manis membuat tempe mendoan ini cocok dijadikan sebagai teman makan nasi hangat atau makanan ringan saat santai.
Itulah beberapa klasifikasi tempe yang bisa kita kenali lebih dalam. Dengan berbagai varian rasanya yang beragam, tempe bisa diolah menjadi hidangan yang lezat, baik sebagai lauk pendamping nasi atau bahkan menjadi hidangan utama vegetarian. Tempe tak hanya menggugah selera, tetapi juga merupakan sumber protein nabati yang bergizi. Jadi, jangan ragu untuk menjadikan tempe sebagai salah satu pilihan makanan sehat dan menggoyang lidah Anda!
Apa Itu Klasifikasi Tempe?
Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kedelai yang difermentasi menggunakan jamur Rhizopus oligosporus. Proses fermentasi tersebut menghasilkan tekstur yang padat dan aroma yang khas. Tempe ini merupakan sumber protein nabati yang baik dan juga kaya akan serat, mineral, dan vitamin.
Cara Klasifikasi Tempe
Klasifikasi tempe dapat dilakukan berdasarkan bahan baku, metode produksi, dan variasi jenis tempe.
Klasifikasi Berdasarkan Bahan Baku
Tempe dapat diklasifikasikan berdasarkan bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatannya. Ada beberapa jenis tempe yang populer berdasarkan bahan bakunya, antara lain:
1. Tempe Kedele/Kacang Tanah
Tempe ini dibuat dengan menggunakan kedelai atau kacang tanah sebagai bahan bakunya. Kedelai atau kacang tanah direndam, direbus, dan dicincang menjadi kecil-kecil sebelum difermentasi dengan jamur Rhizopus oligosporus.
2. Tempe Singkong
Tempe singkong dibuat dengan menggunakan singkong yang telah dikupas dan diiris tipis-tipis. Irisan singkong ini kemudian difermentasi dengan jamur Rhizopus oligosporus sehingga menjadi tempe yang padat dan memiliki rasa yang khas.
3. Tempe Jagung
Tempe jagung dibuat dengan menggunakan jagung yang telah dipisahkan bijinya dan dikenal juga dengan sebutan oncom. Biji jagung ini kemudian dihaluskan menjadi tepung jagung yang dicampur dengan air dan difermentasi dengan jamur Rhizopus oligosporus.
Klasifikasi Berdasarkan Metode Produksi
Tempe juga dapat diklasifikasikan berdasarkan metode produksi yang digunakan dalam pembuatannya. Beberapa metode produksi tempe yang populer adalah:
1. Metode Tradisional
Metode tradisional adalah metode pembuatan tempe yang biasa digunakan secara turun-temurun. Prosesnya melibatkan rendaman, perebusan, pencucian, dan fermentasi menggunakan jamur Rhizopus oligosporus. Metode tradisional ini biasanya dilakukan di rumah tangga atau industri tempe skala kecil.
2. Metode Semi-Mekanis
Metode semi-mekanis adalah metode pembuatan tempe yang mengombinasikan antara metode tradisional dengan beberapa tahap proses yang menggunakan mesin. Misalnya, penggilingan kedelai menggunakan mesin penggiling dan pengadukan tempe menggunakan mesin pengaduk.
3. Metode Mekanis
Metode mekanis adalah metode pembuatan tempe yang sepenuhnya menggunakan mesin dalam seluruh tahap prosesnya, mulai dari penggilingan kedelai, pencucian, hingga fermentasi. Metode ini biasanya digunakan oleh industri tempe skala besar.
Klasifikasi Berdasarkan Jenis Tempe
Klasifikasi tempe juga dapat dilakukan berdasarkan jenis tempe yang dihasilkan. Berikut beberapa jenis tempe yang populer:
1. Tempe Biasa
Tempe jenis ini adalah tempe yang dibuat dengan bahan baku kedelai dan telah difermentasi menggunakan jamur Rhizopus oligosporus. Tempe biasa memiliki tekstur yang padat dan warna yang cokelat kemerahan. Rasa tempe ini gurih dan sedikit manis.
2. Tempe Goreng
Tempe goreng adalah tempe biasa yang digoreng dengan minyak hingga kecokelatan. Proses penggorengan membuat tempe menjadi renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Tempe goreng sering dijadikan lauk dalam hidangan nasi atau sebagai camilan.
3. Tempe Mendoan
Tempe mendoan adalah tempe goreng yang berasal dari daerah Jawa Tengah, Indonesia. Biasanya, tempe mendoan dilumuri dengan campuran tepung terigu, kunyit, dan bumbu lainnya kemudian digoreng hingga renyah dan berwarna keemasan. Tempe mendoan memiliki rasa yang gurih dan sedikit pedas.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa manfaat tempe bagi kesehatan?
Tempe merupakan sumber protein nabati yang baik dan juga mengandung serat, mineral, dan vitamin. Konsumsi tempe secara teratur dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan tulang, dan membantu menurunkan risiko penyakit jantung.
2. Bagaimana cara menyimpan tempe dengan benar?
Tempe sebaiknya disimpan di dalam kulkas pada suhu rendah sekitar 4-7 derajat Celsius. Simpan tempe dalam wadah kedap udara atau bungkus dengan plastik agar tetap segar. Tempe juga dapat disimpan di dalam freezer untuk masa simpan yang lebih lama.
3. Apa yang membedakan tempe dengan tahu?
Meskipun kedua makanan ini terbuat dari kedelai, tetapi tempe dan tahu memiliki perbedaan dalam proses pembuatannya. Tempe dihasilkan dari fermentasi kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus, sedangkan tahu terbuat dari susu kedelai yang diproses dengan penambahan penggumpal seperti cuka atau air kapur sirih.
Kesimpulan
Dengan segala khasiatnya dan kemudahan dalam pembuatannya, klasifikasi tempe dapat menjadi panduan bagi para penikmat kuliner untuk memilih jenis tempe sesuai dengan preferensi masing-masing. Baik itu tempe kedele, singkong, jagung, atau berbagai varian tempe lainnya, semuanya bisa dinikmati dalam berbagai hidangan yang lezat dan bergizi. Jadi, mari kita tingkatkan pola makan sehat dengan mengonsumsi tempe secara teratur dan mendukung produk lokal Indonesia!