Siapa sih yang tak kenal dengan bakpia? Camilan manis yang terkenal di Yogyakarta ini telah berhasil mencuri perhatian para pecinta kuliner. Namun, tahukah kamu dari mana asal usul makanan lezat ini?
Cerita tentang bakpia berawal dari sekitar abad ke-16, saat Kerajaan Majapahit masih berkuasa di Nusantara. Konon, para pedagang Tiongkok sering berlayar ke pulau Jawa untuk berdagang dan membawa banyak rempah-rempah serta barang-barang langka lainnya.
Suatu hari, ketika para pedagang Tiongkok berlabuh di pelabuhan Jepara, mereka mencoba untuk berinteraksi dengan penduduk setempat dan berbagi budaya mereka. Salah satu pedagang bernama Ong Bio Po dari China, tanpa sengaja memberikan resep kue yang legendaris kepada seorang pandai besi muda bernama Oey Yong Hian di pekan Batavia.
Rasa kue buatan Ong Bio Po begitu lezat dan terasa begitu istimewa. Makanan tersebut terbuat dari campuran tepung terigu, gula merah yang manis, dan berbagai bahan berkualitas lainnya. Oey Yong Hian yang gemar bereksperimen dengan makanan, kemudian memodifikasi resep tersebut dan menggantikan gula merah dengan kacang hijau halus.
Pada saat yang sama, di Yogyakarta, seorang pedagang Korea named Jong Im Boek juga berusaha mempromosikan kue lezat dari tanah kelahirannya. Dia membuat variasi baru dari bakpia yang menggunakan aneka topping, seperti cokelat, keju, dan green tea untuk mendapatkan rasa yang berbeda. Mengetahui kesuksesan Jong Im Boek di Yogyakarta, Oey Yong Hian memutuskan untuk mengadopsi variasi tersebut dalam resep bakpianya. Jika Anda beruntung, Anda mungkin akan menemukan bakpia dengan berbagai rasa yang inovatif di tempat-tempat tertentu di Yogyakarta.
Sejak itu, bakpia telah menjadi camilan yang sangat terkenal di Yogyakarta dan sekitarnya. Dimakan sebagai camilan atau buah tangan untuk keluarga dan teman, bakpia memang mampu menggugah selera dengan tekstur lembut dan isian yang menyegarkan.
Di era modern ini, bakpia telah menjadi simbol dari kekayaan kuliner Nusantara yang terus dikembangkan oleh para pemilik usaha. Beberapa produsen bakpia bahkan melakukan inovasi dengan menghadirkan bakpia yang menggunakan bahan organik dan tanpa pengawet, menanggapi permintaan konsumen yang lebih peduli terhadap kesehatan.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba bakpia ketika berkunjung ke Yogyakarta. Nikmati kesegaran budaya Tionghoa yang terasa seperti pulau ini dalam sepotong kue yang manis dan lezat. Sebuah pengalaman kuliner yang tak terlupakan!
Apa Itu Makanan Bakpia?
Makanan bakpia adalah salah satu kue khas Indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Kue ini dibuat dengan menggunakan bahan-bahan utama seperti tepung terigu, gula pasir, minyak goreng, dan bahan pelengkap seperti kacang hijau, cokelat, atau keju. Bakpia memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang manis sehingga sering dijadikan sebagai camilan atau oleh-oleh.
Asal Usul Bakpia
Bakpia pertama kali diperkenalkan oleh para pedagang Tionghoa di Yogyakarta pada abad ke-19. Kue ini merupakan adaptasi dari makanan tradisional Tionghoa yang dikenal dengan nama “hopia”. Para pedagang Tionghoa yang tinggal di Yogyakarta kemudian mencoba untuk menciptakan variasi baru bakpia dengan mengganti isi kacang merah dengan kacang hijau yang lebih mudah didapat di daerah tersebut.
Seiring berjalannya waktu, bakpia yang awalnya hanya menggunakan isian kacang hijau, juga mulai dikembangkan dengan tambahan isian cokelat atau keju. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang menginginkan variasi rasa dan inovasi dalam makanan tradisional ini.
Cara Membuat Bakpia
Proses pembuatan bakpia dimulai dengan mencampurkan tepung terigu, gula pasir, dan minyak goreng hingga terbentuk adonan yang elastis. Selanjutnya, adonan dibagi menjadi beberapa bagian kecil dan digiling tipis dengan menggunakan rolling pin atau mesin penggiling.
Setelah itu, bolu adonan tadi diberi isi sesuai jenis bakpia yang diinginkan, seperti kacang hijau, cokelat, atau keju. Isian tersebut kemudian dibungkus dengan rapi menggunakan adonan yang sudah digiling tadi, sehingga tercipta bentuk bulat atau oval dengan isi yang terbungkus rapat.
Setelah bakpia terbentuk, kue ini kemudian dipanggang dalam oven hingga matang dan berwarna kecokelatan. Bakpia yang sudah matang kemudian dibiarkan hingga dingin sebelum dikemas dalam kemasan yang sesuai untuk menjaga kesegaran dan kelembutan kue.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apakah bakpia dapat disimpan dalam waktu yang lama?
Ya, Anda dapat menyimpan bakpia dalam waktu yang lama asalkan kemasannya masih tersegel dengan baik. Bakpia dapat bertahan hingga beberapa minggu dalam kondisi penyimpanan yang benar, sehingga Anda dapat membawa atau mengirimkannya sebagai oleh-oleh ke kerabat atau teman.
2. Apakah bakpia hanya bisa dibuat dengan isi kacang hijau?
Tidak, bakpia tidak hanya bisa dibuat dengan isi kacang hijau. Saat ini, bakpia juga tersedia dengan berbagai pilihan isi seperti kacang hijau, cokelat, dan keju. Beberapa produsen bahkan menciptakan variasi baru dengan menggunakan isian buah-buahan seperti mangga atau nanas yang memberikan rasa yang unik pada bakpia.
3. Apakah bakpia aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi terhadap kacang?
Tidak, bakpia mengandung kacang sebagai bahan utama dalam isian. Oleh karena itu, bagi orang yang memiliki alergi terhadap kacang, sebaiknya menghindari konsumsi bakpia atau memilih varian bakpia lain yang tidak mengandung kacang sebagai isian.
Untuk menikmati kelezatan bakpia, segera dapatkan kue ini dari toko-toko terdekat atau jangan ragu untuk mencoba membuatnya sendiri di rumah. Selamat mencoba!