Saat mendengar kata “penelitian”, mungkin sebagian dari kita langsung terbayang suasana serius di laboratorium, dengan alat-alat rumit dan tumpukan data yang rumit. Tapi, tahukah kamu bahwa penelitian sebenarnya bisa menjadi sesuatu yang seru dan menantang?
Nah, salah satu metode penelitian yang menarik untuk dijajaki adalah Model PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Kemmis dan Taggart. Metode penelitian ini tidak hanya memberikan panduan tentang bagaimana melakukan penelitian tindakan di kelas, tetapi juga mengajak kita untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar-mengajar.
Jadi, apa sih sebenarnya Model PTK Kemmis dan Taggart?
Penelitian Tindakan Kelas yang Berbeda
Sebelumnya, mari kita kenali terlebih dahulu apa itu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah metode penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya untuk meningkatkan praktik pembelajaran. Singkatnya, guru melakukan observasi, merencanakan tindakan perbaikan, dan mencatat perubahan yang terjadi setelah tindakan tersebut dilakukan.
Model PTK Kemmis dan Taggart merupakan salah satu pendekatan dalam pelaksanaan PTK yang telah dikembangkan oleh peneliti bernama Stephen Kemmis dan Robin McTaggart pada tahun 1980-an. Pendekatan ini menawarkan pandangan yang berbeda dalam melaksanakan PTK.
Sentuhan “Humanistik” dalam Metodologi Penelitian
Satu hal menarik dari Model PTK Kemmis dan Taggart adalah pendekatan humanistik yang ditawarkannya. Mereka mengajak kita untuk terlibat secara aktif dalam proses penelitian, tidak hanya sebagai “peneliti” yang mengamati, tetapi juga sebagai “co-researcher” atau peneliti bersama. Ini artinya, dalam Model PTK ini, siswa dan guru bekerja sama untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan perbaikan.
Konsep kerjasama ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan pendapat, menyampaikan ide-ide, dan merasakan pengaruh langsung dari tindakan perbaikan yang mereka usulkan. Dengan demikian, proses penelitian tidak lagi terasa monoton, tetapi menjadi perjalanan yang seru dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Tahapan dalam Model PTK Kemmis dan Taggart
Dalam Model PTK Kemmis dan Taggart, terdapat lima tahapan yang harus dilalui untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas, yaitu:
- Perencanaan: Mulailah dengan mengamati kondisi kelas saat ini dan merencanakan tindakan perbaikan yang akan dilakukan.
- Tindakan: Lakukan perubahan atau tindakan perbaikan yang telah direncanakan.
- Pengamatan: Amati dan catat apa yang terjadi setelah dilakukan tindakan perbaikan. Apakah terdapat perubahan positif? Bagaimana respon siswa?
- Refleksi: Evaluasi hasil pengamatan dan refleksikan apakah tindakan perbaikan tersebut efektif. Apakah ada hal yang perlu diperbaiki atau dilakukan lagi?
- Menyusun Rencana Tindak Lanjut: Berdasarkan hasil refleksi, buatlah rencana tindak lanjut untuk penelitian selanjutnya.
Kesimpulan
Begitulah Model PTK Kemmis dan Taggart, sebuah metode penelitian yang seru, menantang, dan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan mengadopsi pendekatan humanistik, proses penelitian tidak lagi sekedar tugas yang rutin, tetapi menjadi perjalanan yang penuh keceriaan dan kebermanfaatan.
Jadi, mari kita buka pikiran kita untuk menggali ilmu dan pengalaman baru melalui Model PTK Kemmis dan Taggart ini. Siapa tahu, di balik kata “penelitian”, terdapat petualangan seru yang menanti kita!
Apa itu Model PTK Kemmis dan Taggart?
Model PTK Kemmis dan Taggart merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sendiri adalah metode penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya untuk meningkatkan praktik pembelajaran dan mencapai tujuan yang diinginkan. Model Kemmis dan Taggart sendiri adalah salah satu model yang sering digunakan dalam PTK, yang memiliki langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis untuk membantu guru dalam melakukan penelitian di dalam kelasnya.
1. Langkah-langkah Model PTK Kemmis dan Taggart
Model PTK Kemmis dan Taggart terdiri dari empat langkah utama, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi (observe), dan refleksi (reflect). Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai setiap langkah dalam model ini:
a. Perencanaan (Plan)
Langkah perencanaan adalah langkah awal dalam PTK Kemmis dan Taggart. Pada langkah ini, guru merencanakan tindakan perbaikan yang akan dilakukan di dalam kelas. Guru akan mengidentifikasi masalah atau hambatan yang ada dalam proses pembelajaran, serta merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, guru juga merumuskan strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Tindakan (Action)
Setelah merencanakan tindakan perbaikan, guru akan melakukan tindakan tersebut di dalam kelas. Tindakan ini mencakup implementasi strategi pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Guru akan mengumpulkan data tentang proses pembelajaran dan hasil belajar siswa selama tindakan dilakukan.
c. Observasi (Observe)
Pada langkah observasi, guru akan mengamati secara sistematis proses pembelajaran dan perilaku siswa selama tindakan perbaikan dilakukan. Guru akan menggunakan metode observasi untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran dan respons siswa terhadap strategi pembelajaran yang digunakan.
Guru juga dapat menggunakan instrumen penilaian seperti angket atau wawancara untuk mengumpulkan data tentang persepsi siswa terhadap pembelajaran yang sedang dilakukan.
d. Refleksi (Reflect)
Setelah melakukan observasi, guru akan melakukan analisis data yang telah dikumpulkan. Pada langkah refleksi, guru akan menganalisis kesesuaian antara rencana pembelajaran dengan kenyataan yang terjadi di dalam kelas. Guru akan mencari solusi atau strategi perbaikan yang tepat untuk mengatasi masalah atau hambatan yang ditemukan selama tindakan perbaikan dilakukan.
Langkah ini merupakan langkah penting dalam PTK Kemmis dan Taggart, karena guru akan melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan serta merumuskan rencana pembelajaran yang lebih baik untuk kedepannya.
2. Cara Menggunakan Model PTK Kemmis dan Taggart
Untuk menggunakan Model PTK Kemmis dan Taggart, guru perlu mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Identifikasi Permasalahan dan Tujuan
Langkah pertama adalah mengidentifikasi permasalahan atau hambatan yang ada dalam proses pembelajaran di kelas. Guru perlu mengamati dan menganalisis kendala-kendala yang dialami oleh siswa dalam belajar. Selain itu, guru juga perlu merumuskan tujuan yang ingin dicapai melalui tindakan perbaikan.
b. Merencanakan Strategi Pembelajaran
Pada langkah ini, guru perlu merencanakan strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru perlu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang ada serta mencocokkan dengan karakteristik siswa di kelas.
c. Melaksanakan Tindakan Perbaikan
Setelah merencanakan strategi pembelajaran, guru perlu melaksanakan tindakan perbaikan di dalam kelas. Guru perlu menjalankan strategi pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
d. Mengamati dan Mengumpulkan Data
Pada langkah ini, guru perlu mengamati secara sistematis proses pembelajaran dan perilaku siswa selama tindakan perbaikan dilakukan. Guru perlu menggunakan metode observasi dan instrumen penilaian untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
e. Menganalisis Data dan Merumuskan Perbaikan
Setelah mengumpulkan data, guru perlu melakukan analisis terhadap data tersebut. Guru perlu menganalisis kesesuaian antara rencana pembelajaran dengan kenyataan yang terjadi di dalam kelas. Guru perlu mencari solusi atau strategi perbaikan yang tepat untuk mengatasi masalah atau hambatan yang ditemukan selama tindakan perbaikan dilakukan.
f. Evaluasi dan Refleksi
Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan dan merumuskan rencana pembelajaran yang lebih baik untuk kedepannya. Guru perlu melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, serta menyusun langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan di masa depan.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Mengapa Model PTK Kemmis dan Taggart penting dalam praktik pembelajaran?
Model PTK Kemmis dan Taggart penting dalam praktik pembelajaran karena membantu guru untuk melakukan penelitian di dalam kelasnya dengan langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis. Model ini membantu guru untuk mengidentifikasi masalah atau hambatan yang ada dalam proses pembelajaran, merencanakan tindakan perbaikan yang tepat, dan mengevaluasi hasil pembelajaran secara objektif.
2. Bagaimana cara menentukan tujuan dalam Model PTK Kemmis dan Taggart?
Untuk menentukan tujuan dalam Model PTK Kemmis dan Taggart, guru perlu melakukan observasi dan analisis terhadap permasalahan yang ada di kelas. Tujuan dapat ditentukan berdasarkan kendala-kendala yang dialami oleh siswa dan kebutuhan pembelajaran yang perlu dicapai. Tujuan yang ditetapkan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu.
3. Mengapa refleksi penting dalam Model PTK Kemmis dan Taggart?
Refleksi adalah langkah penting dalam Model PTK Kemmis dan Taggart karena melalui refleksi, guru dapat melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan merumuskan rencana pembelajaran yang lebih baik untuk kedepannya. Dengan melakukan refleksi, guru dapat mengatasi masalah atau hambatan yang ditemukan selama tindakan perbaikan dilakukan, serta meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Kesimpulan
Model PTK Kemmis dan Taggart merupakan pendekatan yang terstruktur dan sistematis dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Model ini membantu guru dalam mengidentifikasi masalah atau hambatan dalam proses pembelajaran, merencanakan tindakan perbaikan, mengamati proses pembelajaran, menganalisis data, dan melakukan refleksi untuk meningkatkan praktik pembelajaran di kelas.
Untuk mengimplementasikan model ini, guru perlu mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan, mulai dari perencanaan, tindakan, observasi, hingga refleksi. Guru juga perlu memperhatikan alur yang terstruktur dalam model ini untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Dengan mengaplikasikan Model PTK Kemmis dan Taggart, diharapkan praktik pembelajaran di kelas dapat terus ditingkatkan dan siswa dapat mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan model ini dan terus berinovasi dalam praktik pembelajaran!