Pada mulanya proses perencanaan sumber daya usaha berawal pada tahun 1960an dengan konsep perencanaan dan manajemen hanya berlaku pada sektor inventaris dan kontrol di sektor manufaktur. Pembuatan software manajemen dan perencanaan hanya berfokus pada pemantauan inventaris, rekonsiliasi saldo, dan melaporkan status usaha.
Kemudian pada tahun 1970an muncul Material Requirements Planning atau MRP sebagai bentuk evolusi dari sistem invetarisasi dan kontrol awal. Tujuan MRP awalnya adalah melakukan penjadwalan proses produksi. Dikarenakan keterbatasan proses manufaktur, MRP I dikembangkan menjadi MRP II yang berfokus pada proses manufaktur yang lebih luas.
MRP II dikenal sebagai Material Resource Planning dan pada tahun 1990an, MRP kemudian tidak hanya berlaku pada proses produksi namun juga berlaku pada berbagai departemen seperti departemen keuangan, manajemen proyek, permesinan, dan SDM. Cakupan proses bisnis yang lebih luas menjadi cikal bakal terbentuknya Enterprise Resource Planning.
Pada tahun 2000an, Sistem Enterprise Resource Planning pertama memiliki kendala terutama dalam cakupan wilayah bisnis, sehingga dikembangkan Enterprise Resource Planning II atau dikenal dengan nama ERP-II yang berfokus pada fleksibilitas tinggi tanpa terbatas oleh wilayah dan waktu.
Sistem ini menggunakan sistem Cloud untuk membantu pengoperasian software. Sistem ERP-II jenis SaaS menjadi primadona saat ini terutama bagi bisnis UMKM dan UKM karena memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dengan harga yang lebih murah dibandingkan sistem ERP-I yang terbatas dalam wilayah.